SEJARAH
KERAJAAN SRIWIJAYA
Urutan Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Tahun 671 M - I Ching singgah di Sriwijaya
tahun 671 adalah tahun awal yang membutikan adanya Kerajaan Sriwijaya. bukti ini di dapat dari seorang
Bhiksu Buddha Tiongkok yang bernama I Ching yang sedang berkelana lewat laut
menuju india untuk mendapatkan teks agama buddha dalam bahasa sangsekerta
melalui Jalur Sutra atau jalur perdagangan untuk kemudian di bawa ke tiongkok
dan di terjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa. semasa perjalanan nya ini lah I
Ching singgah di Sriwijaya pada Tahun 671 dan menetap selama 6 bulan di
sriwijaya kemudian melanjutkan perjalanan nya ke Malayu yang sekarang disebut
dengan jambi menetap pula di jambi selama 2 bulan
Gambaran I Tsing
tentang Sriwijaya
".... banyak raja dan pemimpin
yang berada di pulau-pulau pada Lautan Selatan percaya dan mengagumi Buddha,
dihati mereka telah tertanam perbuatan baik. Di dalam benteng kota Sriwijaya
dipenuhi lebih dari 1000 biksu Budha, yang belajar dengan tekun dan
mengamalkannya dengan baik.... Jika seorang biarawan Cina ingin pergi ke India
untuk belajar Sabda, lebih baik ia tinggal dulu di sini selama satu
atau dua tahun untuk mendalami ilmunya sebelum dilanjutkan di India".
Tahun 683 M - Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti kedukan bukit yang ditemukan oleh M. Batunburg pada
tanggal 29 November 1920 di kebun Pak H. Jahri tepi sungai Tatang, desa Kedukan
Bukit di kaki Bukit Siguntang sebelah barat daya Palembang. Prasasti yang berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm
ini ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno adalah sebuah
Prasasti yang memperjelas adanya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini Sangat Jelas
Menggambarkan Kejadian yang terjadi pada saat itu.
Isi prasasti kedukan
bukit yang telah di terjemahkan:
tanggal 23 April 683 dapunta hiyang
naik ke perahu untuk melakukan penyerangan dan sukses dalam Penyerangannya. 19
Mei 683 Dapunta Hiyang berlepas dari minanga membawa 20.000 bala tentara dengan
perbekalan 200 peti di perahunya. Rombongan pun tiba di Mukha Upang dengan suka
cita. 17 Juni 683 Dapunta Hyang datang membuat wanua
Tahun 684 M - Prasasti Talang Tuo
Prasasti ini ditemukanpada tanggal 17 November 1920 di kaki
bukit siguntang oleh Louis Constant Westenenk. Prasasti yang memiliki bidang
datar berukuran 50cmX80cm ini juga dipahat menggunakan Aksara Palawa dalam
bahasa melayu kuno. Dalam prasasti Talang Tuo yang bertarikh 684 M, disebutkan
mengenai pembangunan taman oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa untuk semua makhluk
berisi pohon pohon yang buahnya dapat dimakan, Taman tersebut diberi nama
Sriksetra.
Tahun 686 M - Prasasti kota kapur
Prasasti yang ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu
Kuno dipahatkan pada sebuah batu yang berbentuk tugu bersegi-segi dengan ukuran
tinggi 177 cm, lebar 32 cm pada bagian dasar, dan 19 cm pada bagian puncak
ditemukan di pesisir Barat Pulau Bangka, dinamakan Prasasti Kota Kapur karna
sesuai dengan Tempat di temukan nya yaitu di dusun kecil di Pesisir barat Pulau
Bangka yang bernama kota Kapur. Prasasti yang ditemukan oleh J.K Van Der Meulen
pada bulan Desember 1892 dan di terjemahkan oleh George Coedes orang yang sama
yang telah menerjemahkan Prasasti Kedukan Bukit ini berisi tentang Kutukan bagi
siapapun yang memberontak kepada Sriwijaya serta berisi Hal hal baik untuk yang
setia kepada Sriwijaya, dalam Prasasti Kota Kapur ini juga jelas di ucapkan
tanggal 28 Februari 686 Bala tentara Sriwijaya berangkat untuk Menyerang Bumi jawa
yang tidak takluk kepada Sriwijaya
Tahun 718 M - Sri Indrawarman Raja Sriwijaya masuk islam
Hal ini di dasari oleh Surat yang dikirimkan Sri Indrawarman
yang saat itu berstatus sebagai Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin
Abdul Aziz dari bani Umayyah. dalam surat itu disebutkan dari seorang Maharaja,
yang memiliki ribuan gajah, memiliki rempah-rempah dan wewangian serta kapur
barus, dengan kotanya yang dilalui oleh dua sungai sekaligus untuk mengairi
lahan pertanian mereka. Bersamaan dengan surat itu juga dikirimkan Hadiah untuk
Khalifah
Tahun 717-720 M - Surat kedua Ke Suriah meminta Da'i ke Sriwijaya
Surat kedua yang dikirimkan Raja Sriwijaya ini di dokumentasikan oleh Adb Rabbih dalam karya Al-Iqdul farid. isi potongan surat tersebut berbunyi :
Dari Raja di raja... yang adalah
keturunan seribu raja.. kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan
yang lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang
sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekedar tanda
persahabatan; dan saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat
mengajarkan Islam kepada saya, dan menjelaskan kepada saya hukum-hukumnya.
Tahun 724 M - Sri
Indrawarman mengirim hadiah ke Cina
Sama hal nya dengan yang di lakukan Raja Sri Indrawarman kepada Raja Arab pada kisaran Tahun 717-720 M. Raja Sri Indrawarman juga mengirimkan hadiah kepada kaisar Cina berupa ts'engchi
Tahun 775 -787 M - Dharanindra Mengusasi Sriwijaya
Sama hal nya dengan yang di lakukan Raja Sri Indrawarman kepada Raja Arab pada kisaran Tahun 717-720 M. Raja Sri Indrawarman juga mengirimkan hadiah kepada kaisar Cina berupa ts'engchi
Tahun 775 -787 M - Dharanindra Mengusasi Sriwijaya
Hal ini di dasari oleh sebuah Prasasti yang ditemukan di
sebuah tempat yang bernama Ligor saat ini tempat tersebut bernama Nakhon Si
Thammarat, selatan Thailand. Prasasti Ligor memiliki 2 Sisi. Sisi Pertama
disebut sebagai Ligor A dan Sisi sebaliknya disebut Ligor B. Ligor A ditulis pada
tahun 775 oleh raja Kerajaan Sriwijaya, sedangkan Ligor B ditulis oleh Wangsa
Sailendra setelah Menaklukkan Sriwijaya
Tahun 792 - 835 M - Samaratungga Memerintah Sriwijaya
di kisaran Tahun ini lah di perkirakan Samaratungga menjadi
Raja di Kerajaan Sriwijaya dengan mengedepankan Agama dan Budaya, terbukti di
bangunnya candi Borubudur pada tahun 825 M oleh Samaratungga. Pernikahan
Samaratungga dengan Dewi Tara Lahirlah Balaputradewa sebagai Pewaris Tahta
Kerajaan Sriwijaya
Tahun 860 M - Balaputradewa Naik Tahta
Prasasti Nalanda berangka tahun 860 ditemukan di Nalanda,
Bihar, India. adalah bukti bahwa Balaputradewa pernah menjadi Raja di Kerajaan
Sriwijaya, Penafsiran Manuskrip Prasasti Nalaya berbunyi : " Sri Maharaja
di Suwarnadwipa, Balaputradewa anak Samaragrawira, cucu dari
sailendravamsatilaka (mustika keluarga sailendra) dengan julukan
sriviravairimathana (pembunuh pahlawan musuh), raja Jawa yang kawin dengan Dewi
Tara, anak Dharmasetu"
Tahun 990 M - Serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa
Serangan raja Dharmawangsa ini di dasari oleh berita cina
dari dinasti song, di kisahkan dalam berita cina bahwa Sriwijaya terlibat
persaingan dengan Kerajaan Medang untuk menguasai Asia tenggara, kedua Kerajaan
ini saling mengirimkan duta ke cina, utusan Sriwijaya berangkat pada tahun 988
tertahan di kanton ketika hendak pulang, karna negri Sriwijaya di serang
tentara Kerajaan Medang, Pada Tahun 992 duta Sriwijaya mencoba pulang kembali
namun tertahan di Campa karna negri Sriwijaya belum aman, duta ini meminta
Kaisar Song untuk menyatakan bahwa Sriwijaya berada dalam perlingdungan cina,
untusan Kerajaan Medang tiba di cina tahun 992 M, dikirim setelah Dharmawangsa
berhasil menaklukkan Sriwijaya.
Tahun 1006 / 1016 -
Wafatnya Dharmawangsa Teguh
dalam Prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya Kerajaan Medang. Tentara Aji Wurawari dari Lwaram yang di perkirakan sekutu Sriwijaya menyerang Istana raja Dharmawangsa Teguh di Wwatan. Dharmawangsa Teguh meninggal pada peristiwa tersebut.
Tahun 1003 M - Sri Cudamaniwarmadewa
keterangan ini di dapat dari sebuah manuskrip nepal pada abad ke 11 yang memuji negara Sriwijaya sebagai pusat kegiatan utama agama budha, dan memiliki area indah lokananantha di sriwayapura. Dan sebuah kronik
Tibet yang ditulis pada abad ke 11 bernama durbodhaloka menyebutkan pula nama maharaja sri Cudamanirwarman dari sriwijayanagara di suwardawipa.
Tahun 1008 M - Sri Mara-Vijayottunggawarman
Penemuan Prasasti Leiden yang tertulis pada lempengan tembaga berangka tahun 1005 yang terdiri dari bahasa Sansekerta dan berbahasa Tamil. sesuai dengan tempat di temukan nya yaitu di KITLV Leiden, Belanda. maka Prasasti ini dinamakan Prasasti Leiden.
Nama Sri Mara-Vihayottunggawarman di sebutkan dalam Prasasti Leiden sebagai anak dari Sri Cudamaniwarmadewa yang memiliki hubungan baik dengan dinasti Chola dari Tamil, selatan India
dalam Prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya Kerajaan Medang. Tentara Aji Wurawari dari Lwaram yang di perkirakan sekutu Sriwijaya menyerang Istana raja Dharmawangsa Teguh di Wwatan. Dharmawangsa Teguh meninggal pada peristiwa tersebut.
Tahun 1003 M - Sri Cudamaniwarmadewa
keterangan ini di dapat dari sebuah manuskrip nepal pada abad ke 11 yang memuji negara Sriwijaya sebagai pusat kegiatan utama agama budha, dan memiliki area indah lokananantha di sriwayapura. Dan sebuah kronik
Tibet yang ditulis pada abad ke 11 bernama durbodhaloka menyebutkan pula nama maharaja sri Cudamanirwarman dari sriwijayanagara di suwardawipa.
Tahun 1008 M - Sri Mara-Vijayottunggawarman
Penemuan Prasasti Leiden yang tertulis pada lempengan tembaga berangka tahun 1005 yang terdiri dari bahasa Sansekerta dan berbahasa Tamil. sesuai dengan tempat di temukan nya yaitu di KITLV Leiden, Belanda. maka Prasasti ini dinamakan Prasasti Leiden.
Nama Sri Mara-Vihayottunggawarman di sebutkan dalam Prasasti Leiden sebagai anak dari Sri Cudamaniwarmadewa yang memiliki hubungan baik dengan dinasti Chola dari Tamil, selatan India
Terjemahan Prasasti
Leiden :
Raja Sriwijaya, Sri Mara-Vijayottunggawarman putra Sri Cudamani Warmadewa di Kataha telah membangun sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma
Raja Sriwijaya, Sri Mara-Vijayottunggawarman putra Sri Cudamani Warmadewa di Kataha telah membangun sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma
Tahun 1025 M - Kehancuran Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya Hancur Diserang oleh Rajendra Chola dari Kerajaan Chola serangan Rajendra Chola I dari Koromandel India selatan, didasarkan pada bait akhir prasasti Tanjoreyang menceritakan tentang penaklukan yang dilakukan Kerajaan Chola atas beberapa kawasan termasuk beberapa kawasan di nusantara serta penawanan raja Sangrama-Vijayottunggawarman dari Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar